Memory – Cholict [OneShoot]

Memory – Cholict [OneShoot]

Memory by Cholict @kpopfafindo

Author : Cholict
Cast : Yook Sung Jae (BTOB), Kaeun (After School)
Genre : Mistery, MeloDrama
Length : OneShoot
Summary :
“Hanya satu orang yang Dia cari. Hanya satu hal yang Dia ingat. Hanya satu kenangan yang tak terlupakan. Hanya satu Memory yang Dia simpan.”

~~~
Hening. Malam yang dingin pula. Semilir angin menerobos masuk melalui jendela dengan kaca yang pecah. Salju pertama mulai turun. Ia masih berada di alam lain. Ia terjebak dalam lorong panjang yang gelap. Ia masih terdiam.
~~~

Kriinggg... kriiinggg....
Bunyi ponsel berdering. Tak ada yang menjawabnya. Berulang kali dan mati lagi. Dan hening lagi.

Ia masih bermimpi. Di kejauhan tampak kobaran api yang membuat suhu ruangan lebih hangat. Namun tidak dengan tubuhnya. Namun gerak tubuhnya seolah masih kedinginan.

Matanya masih tertutup rapat. Bibirnya mulai membiru. Tak ada siapapun kecuali mereka. Tak ada suara sedikitpun keluar dari mulut keduanya.

“Yaaa,,,,,”
Mulai terdengar suara perlahan. Sesekali suara itu terdengar lagi. Dan semakin dekat.

“Yaaa, Cuma segini aja kemampuanmu?”
Ia mendekat ke jendela dan menghampiri orang yang sedang terkulai di lantai. Beberapa salju masuk dan menempel di jaketnya.

“Sung Jae yaa,,”
Kali ini ada yang memanggil namanya dengan jelas. Sung Jae hanya diam. Ia masih berada di alam mimpi yang jauh dari dunia nyata.
~~~

Teg.. tegg.. tegg...
Langkah kaki Sung Jae menyusuri sebuah lorong gelap. Ia bahkan tak bisa melihat setitik cahaya. Ia tak mempedulikan apa yang ada didepannya apakah ada duri atau bahkan jurang sekaligus. Dalam hatinya Ia hanya penasaran dan bertanya-tanya tempat apakah ini?

Tak ada yang memandunya. Ia terus berjalan meski tak tahu ujungnya. Disepanjang perjalanan, Ia sesekali berhenti dan mulai merenung.

Nihil. Ia tak mampu mengingat apa-apa. Namun hanya ada satu ingatan yang selalu muncul ketika ia terhenti. Yaitu, sebuah kenangan masa lalu. Kenangan dimana ia bersama keluarga sedang berlibur di vila.Cuma itu yang Ia selalu ingat.

“argggghhh....”
Ia kesakitan. Kedua tangannya menggenggam kepalanya dengan kuat untuk menahan rasa sakit. Sampai ia menitiskan beberapa air mata. Ia mengerang kesakitan.

Dan beberapa menit kemudian..........
Ia menundukkan kepala. Mencoba dengan keras mengingat memori saat liburan itu.

~FLASHBACK ON~
“Tolong,,, Tolong,,,,,”
Terdengar seseorang yang berteriak minta tolong. Sung Jae mencari sumber suara itu. Ia terhenti disebuah rumah kecil yang tak jauh dari Villa nya. Tubuhnya mulai bergetar karena takut. Dengan segenap keberanian, ia mulai mendekati rumah tersebut.

Cahaya rembulan mulai meredup. Di kegelapan malam terdengar tangisan pilu. Menanti sebuah lentera kecil yang mampu menyinari harapan. Tiada yang peduli karena tak ada mata yang melihatnya.

Kreekkk......
Sung Jae membuka pintu depan rumah tersebut. Ia masuk kedalam dan melihat ruang sekitar. Namun suara tangisan itu mulai menghilang.

“Yeoobsaeyeo..... Yeoobsaeyeo.....”
Ia membuat tanda kehadirannya. Tak ada yang menjawab. Ia berhenti didepan sebuah kamar.

Gelap. Dalam kegelapan dimana Sung Jae hampir tak bisa melihat apapun disekitarnya. Cahaya rembulan memberikan pertolongan dan penerangan kecil melalui celah jendela kaca yang pecah. Ia mengikuti sorot cahaya itu terhenti. Dan disanalah ia melihat sesuatu yang tak seharusnya ia lihat.

Sung Jae semakin ketakutan. Namun ia juga semakin penasaran dan timbul berbagai pertanyaan dibenaknya. Mengapa? Mengapa? Dan mengapa?

Keringat bercucuran disekujur tubuh membasahi bajunya. Ia bahkan mati rasa. Berkedip pun rasanya sangat sulit. Bahkan ia tak mampu menerima semua apa yang ada didepa matanya sekarang.

“Tolong... tolong... selamatkan aku dan Eonnie ku”
Anak kecil disudut ruangan itu berteriak dan ketakutan. Meskipun ia menyaksikan kejadian pahit tersebut. Sesekali ia menjerit dan menangis melihat Eonnie nya yang sangat tak berdaya. Namun, tak ada yang bisa menolongnya sekarang. Satu harapan yang memudar. Satu kenangan yang akan tersimpan dalam satu memori.

Tubuhnya terkulai lemas. Sakitnya takkan pernah terlupakan. Selamanya akan membekas dalam satu memori yang kosong. Dan semakin kuat, hingga tiba saat ia menghapus memori itu dalam benaknya. Akan tersimpan demi orang yang ia cintai.
~FLASHBACK END~

“Apa kau sudah ingat? Kenapa kau hanya diam? Jawab!!”
Bentak orang tersebut kepada Sung Jae. Namun Sung Jae masih mengabaikannya.

“Eonnie... Eonnie....”
Tiba – tiba orang tersebut jatuh karena tak bisa menyeimbangkan tubuh dengan pikirannya. Ia bahkan menangis. Ia masih teringat akan kenangan yang ingin selalu ia hapus selama 14 tahun yang lalu.

Hembusan angin malam membawa butiran salju pertama dimusim dingin tahun ini. Sekaligus membuka goresan luka yang lama. Bak drama dengan cerita yang berakhir dengan sad-ending.

Sementara itu, Sung Jae masih berada dalam sebuah lorong yang gelap. Ia berdiri dan melanjutkan perjalanannya. Disetiap langkahnya, ia selalu mendengar gema dari pijakannya. Tak lama setelah ia berjalan, ia merasakan sesuatu dibahunya. Seakan ada orang yang menepuk pundaknya. Namun ketika ia menoleh untuk memastikan, ia masih tak bisa melihat apapun dalam kegelapan di lorong tersebut.

Beberapa kali ia melakukan hal yang sama. Kali ini ia berpikir, ‘mungkin hanya perasaanku saja yang terlalu berhalusinasi’, namun ia masih merasakan sesuatu yang lain. Ia memegang pundaknya. Disaat itulah ia sadar bahwa pundaknya basah karena kejatuhan air. Apakah itu tidak aneh jika hanya pundak saja?

~FLASHBACK ON~
Mereka terisak pilu. Keduanya saling memandu menguatkan satu sama lain. Berjalan disudut malam yang dingin. Disaat salju pertama mulai turun. Mereka semakin menggigil kedinginan. Sung Jae berada dibelakangnya.

Salah satu anak itu sadar bahwa mereka berdua telah diikuti seseorang. Sesekali ia menoleh kebelakang dan melihat sosok anak laki – laki yang seumuran dengannya. Anak laki – laki tersebut tak lain adalah Sung Jae.

Brugg...
“Eonnie.. Eonnie... bangun Eonnie”
“Kaeun, Mianata. Eonnie tidak bisa menjagamu lebih lama.”
Matanya mulai meredup.

“Eonnie, andwae..... Sadarlah... jaeball cheom”
Kaeun semakin bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa memangku kepala Eonnie nya.
“Hiduplah dengan bahagia Kaeun. Maka Eonnie pun akan tenang melihatmu disana. Kaeun,,, saranghae.”
“Eonnie.....”
Kaeun menjerit dengan lantang. Gemanya terdengar ditengah hutan yang sunyi. Ia hanya menangis. Meratapi nasib Eonnie, orang yang dicintainya pergi meninggalkan dia untuk selamanya.

Di kejauhan, Sung Jae bersembunyi dibalik pohon. Ia hanya menonton sebuah drama yang nyata dan memilukan pada malam itu. Ia bahkan menyesal tak bisa berbuat apa. Ia hanya melihat mereka. Namun sorot matanya hanya tertuju pada gadis kecil itu, Kaeun.
~FLASHBACK END~

Sunyi. Suasana kembali sepi tak bergeming. Sementara salju masih turun dan perlahan menutupi kaca jendela. Beberapa butir hinggap di tubuh mereka juga, terbawa hembusan angin. Tak ada yang mengusik ketenangan mereka.

Sung Jae kembali berjalan didalam lorong yang gelap. Ia masih berusaha mencari petunjuk agar bisa keluar dari tempat pengap tersebut. Kini harapannya semakin besar untuk menemukan jawaban atas rasa ketidaktahuannya selama ini. Ia berharap untuk yang kesekian kalinya.

Ia terus melangkah menyusuri lorong tak berujung. Tak lama kemudian, ia melihat sebutir salju yang turun tepat didepannya. Apakah ia bermimpi? Ia pun masih meragukannya. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini.

Hanadulssik. Dan seterusnya. Ia mencoba menghitung setiap butir salju yang terus semakin bertambah banyak hingga tak terhitung. Dan ia masih tak sadar bahwa kini matanya telah terbuka. Meskipun semua yang ada didepannya masih terlihat samar.

~~~

Orang didepan Sung Jae masih terdiam. Ia terus menundukkan kepalanya. Mungkin ia tertidur. Ia memiliki postur tubuh ramping, dengan pakaian serba hitam yang ia kenakan pada malam itu. Sehingga orang mungkin akan sulit untuk mengenalinya. Wajahnya pun tak bisa terlihat karena tertutup oleh cadar.

Ia tak tertidur. Ia masih tersadar. Ia hanya terdiam. Orang yang selama ini ia cari berada di depan matanya. Mana mungkin ia membiarkan lolos pergi begitu saja tanpa sepengetahuannya.  Ia tak mau kehilangan Dia lagi. Ia masih terjaga dalam lamunannya.

Tegg...
Seperti ada yang menyentuhnya. Tiba – tiba tangan Sung Jae menyentuh lututnya. Ia sedikit kaget. Namun ia masih tak bergeming dan mengacuhkannya.

“Mianhae, Jeongmal Mianhae.”
Dengan segenap tenaga yang tersisa, Sung Jae mencoba ingin mengatakan sesuatu. Namun hanya kata itu yang terucap dari mulutnya.

Orang itu meneteskan air mata, dan membasahi telapak tangan Sung Jae.

Tess.. tesss...
Sung Jae kembali teringat mimpinya di dalam lorong gelap itu. Hal tersebut membuatnya semakin takut untuk sadar.

Orang itu menoleh kearah Sung Jae dengan tatapan penuh dengan amarah. Sung Jae pun memberanikan diri untuk menatap balik orang itu. Ia tercengang setelah beberapa saat menatapnya. Ternyata orang itu adalah seorang Yeoja.

“Kaeun”
Sung Jae menyebut sebuah nama yang selalu berada di memori nya selama empat belas tahun yang lalu. Dan ia kembali membuka ingatan yang membuatnya semakin tak berdaya.

Tekk.. tekk... tekkk.. tekkk..
Tiba – tiba terdengar suara langkah kaki mendekat kearah mereka berada.

Sung Jae dan Kaeun menoleh secara bersamaan kearah suara itu berasal. Betapa terkejutnya mereka berdua melihat seseorang yang mereka kenal.


~The End~
Memory by Cholict @copyright 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOGOSHIPO PART 5 [End] – Park Yeon Jung

BOGOSHIPO PART 3 – Park Yeon Jung

I Hate You, But I Love You – Park Yeon Jung [OneShoot]